SINERGITAS Healing Sejarah & Budaya Story di Forum Pembauran Kebangsaan DIY 2022



Healing SEJARAH & BUDAYA Story di FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN, dalam Spirit Aplikasi Rapat Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) di DIY yang digelar di Sekretariat FPK Kantor Kesbangpol DIY Daerah Istimewa Yogyakarta.  Purwosari Purworejo Pasuruan Jawa Timur, Rabu Pon, 6 Juli 2022 menuju 20 Juli 2022. 


Kita bertemu di darat serta rutin ajeg konsisten bekerja sama dengan bukti sama sama bekerja di bidangnya masing masing dengan Mbah Nangsir (F. Nangsir Soenanto SP),  sejak 2016, Beliau sendiri pernah mendapat Penghargaan dari Paguyuban Wartawan Kulon Progo, atas dedikasinya dalam mewujudkan harmoni keberagaman masyarakat, Wates, 11 Pebruari 2019, dimana Kebetulan Mbah Nangsir saat ini sebagai anggota FPK dan Ketua FPK Kulon Progo, sejak tahun 2013 -2018 dan 2018-2023.


Sinergitas TRI GUNA TRI GONA Healing History & Culture Story Manum@di dan Galeri Dharma Arjuno Berbasis Bamboo Spirit Nusantara Support System bersama Mbah Nangsir, F. Nangsir Soenanto, SP dasar dasar landasan, sendhi sendhi SEJARAH & BUDAYA APLIKASI~Nya adalah :


1. Penghargaan sebagai Pencipta/Kreator Seni (Budaya Sistem Pertanian Berbasis Kearifan Lokal) oleh Bupati Kulon Progo, 21 Oktober 2020.


2. Sebagai Instruktur dalam Pelatihan Pembekalan Bagi PEMANDU GERAKAN PENGAMANAN PANGAN DI DIY, pada 7 Juli 1998, oleh Kadinda DIY Hamengku Buwana X, yang bekerjasama dengan KADIN HAGEN JERMAN.


3. Piagam Penghargaan Ketahanan Pangan dari Menteri Pertanian, Jakarta, 25 November 2006, sebagai Pejabat Fungsional POPT BPTPH Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura  Propinsi DIY Daerah Istimewa Yogyakarta.


4. Penghargaan dari Presiden RI berupa Satyalancana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden RI DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Jakarta, 28 November 2008.


5. Pemberian Bibit Ikan untuk ditebarkan di sungai, tanaman langka dan pelepasan burung di Sumber Mata Air SendangSono Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta pada Hari Pangan Sedunia, kepada Para Ketua Kelompok Tani di SendangSono, 20 Oktober 2019, dimana Bapak Kuswiyatmoko dan Ibu Alfonsa Suprihatin mewakili Kelompok Tani Sendang Mekar Pegunungan Menoreh, Kulon Progo YOGYAKARTA.


Dasar Hukum dan Penetapan Gerak Gerakan Pergerakan Forum Pembauran Kebangsaan adalah :


MENTERI DALAM NEGERI 

REPUBLIK INDONESIA 

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI 

NOMOR 34 TAHUN 2006 

TENTANG 

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DI DAERAH 

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.


· Forum Pembauran Kebangsaan yang selanjutanya disebut FPK adalah wadah informasi, komunikasi, konsultasi, dan kerjasama antara warga ...


Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan adalah proses pelaksanaan kegiatan integrasi anggota masyarakat dari berbagai ras, suku, etnis, melalui interaksi sosial dalam bidang bahasa, adat istiadat, seni budaya, pendidikan, dan perekonomian untuk mewujudkan kebangsaan Indonesia tanpa harus menghilangkan identitas ras.


Misi. Meningkatkan pemahaman ideologi pancasila, wawasan kebangsaan kesadaran bela negara dan pembauran kebangsaan untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Disetiap propinsi kabupaten ada dan bahkan sudah sampai kecamatan dan kalurahan 

Dana dari Badan Kesbangpol Pusat dari Depdagri.


Seluruh Indonesia 34 Propinsi ada.


Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) di DIY mengadakan Rapat Kerja pada Selasa 5 Juli 2022. Raker yang digelar di Sekretariat FPK Kantor Kesbangpol DIY ini mendatangkan narasumber sebagai pemandu yang berasal dari Pusat Studi Pariwisata UGM; Dr Muhammad Yusuf, Pusat Studi Pancasila UGM; Dr. Agus Sukaca dan dari FPK sendiri Bapak Nangsir Ketua FPK Kabupaten Kulon Progo serta dimoderatori oleh Dr. Masroer Ch.Jb. M.Si. (FPK).


Raker yang dihadiri oleh Ketua FPK Bapak Andri Lesmono dan dibuka oleh Bapak Riyanto yang mewakili Kepala Kesbangpol DIY ini juga dihadiri segenap pengurus FPK DIY, dan perwakilan FPK dari Kabupaten/kota dan serta wakil sejumlah IKPM di DIY.


Dalam pidato sambutannya Bapak Riyanto menyampaikan terima kasih kepada peserta yang hadir sekaligus memaparkan *pentingnya perkembangan pariwisata DIY yang dikenal sebagai destinasi wisata terbesar kedua setelah Bali*, untuk membangun pariwisata yang berbasis pada nilai-nilai kebangsaan terutama kecintaan terhadap tanah air di kalangan wisatawan domestik.


Sementara itu, Bapak Nangsir mengungkap perlunya mengembangkan Wisata Sejarah dan Budaya yang berbasis pada kearifan lokal, seperti Wisata Religi ke Makam Nyi Ageng Serang, istri Sultan HB II.


Sedangkan Dr. Agus Sukaca menegaskan spirit nasionalisme tidak sekedar kebanggaan simbolik, tetapi, jug kekuatan moral terhadap penghargaan multikultulturalisme di Indonesia . Sedangkan Dr. Muhammad Yusuf menjelaskan tentang pentingnya pariwisata yang tidak sekedar melihat keindahan alam Yogyakarta, tetapi juga pengalaman wisatawan untuk berinteraksi harmonis dengan alam dan budaya lokal masyarakatnya. Karena bagaimanapun dunia wisata sekarang telah bergeser ke dalam wisata dari *mencari kesenangan ke ketenangan*.


Selain itu, Raker yang diisi dengan diskusi ini berjalan sangat hangat dan dinamis karena banyak peserta yang memberi masukan, saran dan kritik serta foto bareng. Raker kemudian diakhiri dengan kata penutupan dari moderator, Dr. Masroer yang menyimpulkan bahwasanya pengembangan pariwisata tidak sekedar bertujuan meraih keuntungan materi dan finansial untuk memperkuat pendapat an daerah dan penghasilan masyarakat lokal, tetapi juga dapat menumbuhkan wawasan kebangsaan dan semangat mencintai tanah air Indonesia tercinta.


Demikianlah Sejarah dan Catatan Perjalanan Kita bersama Mbah Nangsir menuju pada ruang waktu dari Aplikasi dan Spirit Rekomendasi dari Mbah Nangsi tersebut, yang berhasil Kita putuskan, tetapkan dan  praktekkan dalam Sinergitas TRI GUNA TRI GONA Program Healing Story berupa WISATA SEJARAH & WISATA BUDAYA berbasis Spirit Kebangsaan Kita, yaitu Bhinneka Tunggal Ika [MITREKA SATATA] Tan Hana Dharma Mangruwa dalam "Healing History & Culture Story Manum@diGroupMediaOnline dan Galeri Dharma Arjuno, berbasis Bamboo Spirit Nusantara Support System.


Penulis & Apilkator : Guntur Bisowarno

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama